Apa yang kita pikirkan ketika mendengar kata-kata Yahudi? Tentu yang terlintas dalam pikiran kita bahwa Yahudi adalah manusia keras kepala, pembangkang, suka melanggar sumpah, pembunuh para nabi dan rasul, dan segudang kehinaan yang disematkan kepadanya.
Ya
memang benar. Yahudi itu tidak pernah taat dan senantiasa membangkang dari
perintah nabi dan rasul. Disebutkan dalam al-Quran bahwa mereka sebenarnya mengetahui
syariat (agama) melebihi pengetahuan terhadap anak-anak mereka. Namun seakan mereka
buta, tuli, bisu terhadap agama. Dalam tafsir Ibn Katsir disebutkan bahwa makna “Magdub” dalam surat
al-Fatihah adalah orang Yahudi.
Satu
hal yang menjadi ciri khas orang Yahudi bahwa mereka tidak akan pernah ridha
kepada Islam sampai kita mengikuti agama mereka. Sebagaiman dalam surat
al-Baqarah ayat 120. Ya, itulah orang Yahudi.
Belajar
dari Yahudi
Pembaca
tentu merasa heran
dan bertanya dalam hati,
dari sisi mana kita akan belajar kepada orang Yahudi? Inilah yang akan penulis
sampaikan pada pembaca yang budiman. Kita harus mengakui bahwa Yahudi adalah
bangsa yang cerdas. Karena kecerdasannya itulah justru mereka sombong dan
senantiasa membangkang.
Tahukah
kita, siapakah penemu facebook, blackberry, microsoft, dan hal yang sangat kita
butuhkan untuk saat ini yaitu internet? Mereka adalah Mark Zukerberg, Mike
Lazaridis, Bill Gates dan Larry Page. Kita juga tentu sering mendengar nama-nama
berikut ini :Karl Marx, Albert Einstein dan Felix Bloch. Mereka adalah tokoh
filsuf, bapak fisika dan penemu bom atom. Dan tahukah kita bangsa apakah
mereka? Mereka adalah bangsa Yahudi.
Ada
sebuah buku yang sepatutunya kita baca. Buku itu berjudul “Menguak cara
belajar orang Yahudi.” Buku itu mengulas tentang rahasia mengapa orang
Yahudi menjadi bangsa yang sangat berpengaruh, disegani dan ditakuti.
Meskipun
demikian, nampaknya penulis buku ini terlalu berlebihan dalam menyanjung orang
Yahudi. Namun, kita tidak akan membahas masalah ini. Kita hanya mencukupkan
dengan membahas sejauh mana kecerdasan, keuletan kesuksesan, dan pengaruh
Yahudi. Kita harus tahu juga dong, seberapa besar kekuatan dan persiapan musuh
kita dalam memerangi umat Islam.
Dalam
buku itu, disebutkan bahwa rahasia terbesar Yahudi cerdas adalah faktor
pendidikan mereka semenjak kecil. Orang-orang Yahudi sangat memperhatikan anak
mereka bahkan sejak dalam kandungan. Dalam masalah makanan misalnya, para ibu-ibu
Yahudi saat hamil selalu mengkonsumsi kacang badam dan korma dengan susu.
Selain itu mereka juga memperbanyak makan roti, ikan dan daging.
Semua
makanan yang mereka konsumsi terbukti meningkatkan kecerdasan pada anak. Bahkan
belum lengkap menurut para ibu-ibu Yahudi jika setelah makan tidak mengkonsumsi
buah. Tapi, ada satu yang berbeda dengan ibu-ibu pada umumnya (non Yahudi).
Para ibu Yahudi mengkonsumsi buah sebelum mereka makan. Ini pun secara medis
terbukti dapat meningkatkan gizi dan kecerdasan otak pada cabang bayi. Sementara
para ibu non Yahudi justru sebaliknya.
Para
ibu Yahudi pada saat hamil semaksimal mungkin menghindarkan dirinya dari asap
rokok. Bahkan para suami perokok, jika istrinya sedang hamil, dengan sendirinya
berhenti merokok sampai anaknya lahir. Jadi selama sembilan bulan penuh, anak dalam
kandungan tidak pernah menghirup asap rokok.
Selain
itu di tempat umum seperti bus, terminal, kereta api meskipun kelas ekonomi, jika
terdapat wanita hamil tidak akan kita temukan orang yang merokok. Padahal, tidak ada aturan baku
dari pemerintah, namun ini telah menjadi kesadaran bahkan
budaya tanpa mereka sadari.
Oleh
karena itu tidak heran muncul Mark Zukerberg yang dapat menemukan facebook. Ia termasuk
urutan orang terkaya di dunia. Bagaimana pula dengan Karl Marx dan Albert
Einstein?
Dari
sinilah mengapa orang Yahudi mampu mengungguli 99,99% seluruh penduduk bumi. Padahal
jumlah orang Yahudi hanya sekitar 0,2% dari penduduk dunia. Sekali lagi, kita harus
mengakui bahwa orang Yahudi adalah manusia-manusia cerdas.
Sebagai
fakta, Yahudi dapat memenangkan 29% hadiah Nobel dalam bidang sastra,
kedokteran, fisika dan kimia pada abad ke-20. Pada tahun 1954 sekolah publik
New York City di Amerika Serikat dikejutkan dengan keberadaan anak di bawah
usia 15 tahun memiliki IQ 170. Yang lebih mengejutkan, dari 28 anak 24 dari mereka
adalah anak-anak Yahudi.
Tak
mengherankan jika muncul sebuah pernyataan yang berbunyai, “Lima kecerdasan
profesor Jepang sama dengan kecerdasan satu orang profesor Yahudi.”
Bukan
hanya itu, dari seni pun mereka salalu terdepan. Sederet nama penyanyi
terkenal, musisi dan sutradara dari kalangan mereka. Bahkan sampai pemain bola
yang kini sangat terkenal, siapa lagi kalau bukan Lionel Messi juga orang Yahudi.
Satu
lagi yang merupakan ciri khas Yahudi, dimana mereka sangat menjaga keturunan.
Golongan mereka yang paling tinggi adalah etnis Ashkenazim. Disebutkan
para pakar bahwa etnis Ashkenazim merupakan etnis yang tercerdas di dunia. Maka
dari itulah orang Yahudi pada umumnya berlomba menikahkan anak mereka pada
etnis ini.
Disebutkan
bahwa pada saat ini etnis Ashkenazim sudah tidak utuh (berpencar). Namun tetap
bisa dipastikan bahwa setiap orang Yahudi memiliki keturunan Ashkenazim.
Inilah yang membuat kita jarang mendengar ras lain yang menikah dengan orang
Yahudi.
Orang
Yahudi memang merasa malu jika memiliki anak yang tidak cerdas. Apa pun akan mereka lakukan
demi kecerdasan sang anak. Sejak duduk di sekolah dasar, sang anak telah di
ajarkan tiga bahasa yaitu bahasa Inggris, Arab dan Hebrew. Inilah yang membuat
mereka mudah mendapat tambahan ilmu dan referensi dengan merujuk ke buku-buku
klasik (Arab maupun Inggris).
Termasuk
keunikan orang Yahudi dalam belajar, dimana mereka enggan belajar dalam
perpustakaan. Mereka menganggap bahwa belajar dalam perpustakaan tidak efektif,
karena banyak pengunjung yang datang. Padahal perpustakaan mereka cenderung
sepi -tidak seperti perpustakaan kita di Indonesia yang dijadikan sarana gosip,
curhat, ngerumpi dan lain-lain-.
Mereka
juga tidak terlalu bergantung pada elektronik. Mereka lebih senang membaca buku dari pada membaca
lewat internet. Lagi pula menurut mereka
TV, radio, tape recorder, dan internet bukan media tepat untuk belajar.
Kesimpulannya,
bahwa Yahudi adalah bangsa yang suka bekerja keras, pantang menyerah dan selalu
ingin tampil di depan. Pantaslah kalau mereka menjadi bangsa yang disegani,
dijadikan contoh dan ditakuti. Dari sisi inilah kita umat Islam seharusnya belajar kepada orang Yahudi.
Sebenarnya semua hal yang diterapkan dan
dipraktekkan oleh Yahudi ada dalam Islam. Bahkan masih banyak hal lain yang dimiliki
oleh orang Islam yang tidak dimilki oleh orang Yahudi. Akan tetapi, sebagian
orang Islam tidak sadar bahwa mereka jauh lebih baik dari pada orang Yahudi.
Mereka lebih senang menjadi penonton. Mereka tidak tahu bahwa musuh-musuh
mereka siang dan malam bekerja keras untuk menghasilkan karya demi menghancurkan
umat Islam.
Walaupun
kita telah membaca tentang karya dan penemuan orang Yahudi. Sebagai orang Islam,
kita tidak boleh meresa rendah hati di hadapan mereka. Percayalah bahwa Islam
jauh lebih cerdas dari mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar