Sebagaimana biasa, setiap sabtu (ba’da
shalat shubuh) kajian kitab at-Tibyan karya Syeikh Muhammad Ali as-Shabuni
diisi oleh Ustads Ahmadi Utsmani MA.
Shubuh itu, Ustads Ahmadi menyampaikan
tentang urgensi mentadaburi al-Quran. Beliau menegaskan bahwa sesungguhnya
al-Quran adalah sumber kehidupan (minhajul hayat). Tanpa al-Quran maka
hidup ini tidak mempunyai makna. Tanpa al-Quran maka manusia hanya akan
mengikuti hawa nafsunya layaknya hewan atau lebih rendah dari itu.
Ustadz Ahmadi menganjurkan agar
al-Quran tidak hanya dibaca saja, namun harus direnungi ayat per ayat. “Kenapa
masih banyak orang yang membaca bahkan menghafal al-Quran namun tidak memberi
ketenangan dan petunjuk serta solusi dalam hidupnya? Karena mereka belum
memahami betul ayat yang ia baca,” kata beliu.
Sebenarnya, ada banyak faktor
yang membuat seseorang enggan untuk mentadaburi al-Quran. Namun, menurut Ustadz
Ahmadi, secara garis besar ada empat faktor. Pertama, banyak dosa (katsaratul
ma’ashi) sehingga menghalangi seseorang untuk merenungi ayat-ayat dalam
al-Quran. Dosa ibarat titik hitam yang menempel pada kertas putih. Semakin
banyak titik yang melekat, maka semakin tertutupi pula kertas putih itu.
Demikian pula dengan dosa, semakin banyak dosa seseorang maka semakin tertutupi
pula hatinya untuk merenungi ayat al-Quran.
Kedua, menggeloranya syahwat (katsaratu
as-syahawat) sehingga membuat seseorang sibuk dengan syahwatnya. Syahwat
merupakan hal yang fitrah bagi seseorang, namun tatkala berlebihan dan tidak dibarengi
dengan tuntunan syariat maka akan berubah menjadi malapetaka dalam diri orang
tersebut.
Ketiga, banyak bermain (katsaratul
la’ib) sehingga seseorang hanya menghabiskan waktunya untuk bermain. Inilah
yang banyak menimpa remaja saat ini. Bermacam bentuk game dari A sampai Z, dari
game biasa sampai yang berbau kekerasan dan porno semua ada. Sehingga
menjadilah semboyan “Tiada hari tanpa main game.” Sebenarnya hal itu boleh-boleh saja, namun
ketika dilakukan dengan cara berlebihan maka hukumnya berubah menjadi makruh
atau bisa berubah menjadi haram.
Adapun faktor keempat adalah
cinta dunia (hubbu ad-dunya), sehingga yang ada di benak seseorang
hanyalah harta dan berbagai macam godaan dunia. Inilah keempat faktor menurut Ustadz Ahmadi
yang membuat seseorang enggan untuk mentadaburi al-Quran. (M.
Akbar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar