Suatu ketika Abdullah bin Abbas berada bersama Rasulullah Saw,
sementara usia beliau pada saat itu masih belasan. Abdullah bin Abbas merupakan
anak paman Rasulullah yaitu Abbas bin Abdul Muthallib. Mari kita simak
penuturan beliau:
“Suatu ketika saya berada di belakang Nabi Saw, lalu beliau
bersabda, “Wahai ananda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara.
Jagalah Allah niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya dia akan
selalu berada dihadapanmu. Jika kamu meminta maka mintalah kepada Allah. Jika
kamu meminta pertolongan maka mintalah pertolongan kepada Allah.
Ketahuilah sesungguhnya jika seluruh manusia berkumpul untuk
mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu niscaya mereka tidak akan memberikan
manfaat sedikitpun kecuali apa yang Allah tetapkan bagimu. Dan jika mereka
berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu, niscaya mereka tidak akan
mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah
diangkat dan lembaran telah kering.” (HR. at-Tirmidzi)
Dari hadits di atas, kita dapat mengambil dua hikmah penting. Pertama,
Orang yang senantiasa menjaga Allah dengan menjaga batasan-batasannya maka
Allah pun akan menjaganya. Syeikh Shaleh Utsaimin rahimahullah dalam
kitab Syarah Riyadusshalihin mengatakan bahwa menjaga Allah yaitu dengan
mempejari ilmu-ilmu syariat dan mengamalkan serta mengajarkannya atau
mendakwahkannya kepada manusia. Hal ini mencakup juga menjaga agama, harta
maupun keluarga.
Adapun penjagaan
Allah kepada para hamba-Nya yang selalu menjaga batasan-batasan-Nya ada dua
macam. Pertama, Allah akan menjaga para hamba-Nya dalam urusan duniawinya.
Seperti penjagaan Allah atas badan, harta, anak, dan keluarganya. Kedua, Allah
akan menjaga para hamba-Nya dalam urusan agama dan keimanannya. Allah akan
menjaga agamanya hingga ia meninggal dunia dalam keadaan memeluk agama Islam.
Hikmah kedua, bila kita mengingat Allah pada saat kita lapang maka ketahuilah
bahwasanya Allah akan mengingat kita saat kita susah. Inilah yang membuat orang
mukmin senantiasa optimis dalam menjalani bahtera kehidupannya. Mereka tidak
akan sedih ketika dilanda oleh berbagai macam cobaan. Mereka tidak akan gundah
karena Allah senantiasa bersamanya. Allah tidak akan menelantarkan dan
membiarkan hamba-Nya sementara mereka senantiasa mengingat-Nya.
Kita tidak akan mampu melawan setiap bencana, menaklukkan setiap
derita, dan mencegah setiap malapetaka dengan kekuatan kita sendiri, sebab kita
adalah mahluk yang lemah. Namun, kita akan menghadapi semua itu dengan baik
bila kita senantiasa mengingat Allah.
Ketika Nabi Ibrahim dilempar ke dalam kobaran api Allah SWT
menjaganya. Allah menjadikan api yang panas itu dingin seketika. Nabi Ibrahim
akhirnya tidak terbakar. Demikian pula tatkala Rasulullah dan Abu bakar
bersembunyi di dalam gua, Allah pun menyelamatkan mereka. Oleh karena itu,
berbahagialah bagi seorang mukmin yang senantiasa menjaga Allah SWT.
assalamu alaikum warahmatullah. comment dikit ya, isi materinya very good. tapi ada yang perlu diverifikasi yaitu penulisan Sallallahu Alaihi Wasallam untuk Rosulullah, dan Subhanahu Wata'ala untuk Allah kok disingkat...?
BalasHapus.... jazakallah karena telah bersedia berbagi ilmu... semoga Allah menguatkan kita... ameen
syukran ustadz. sering-sering aja berkunjung ust, biar sering memberikan saran. doakan ust semoga dapat menjadi penulis seperti ustdz juga
Hapus