Minggu, 30 Desember 2012

Empat Faktor yang Melalaikan dari Mentadaburi al-Quran



Sebagaimana biasa, setiap sabtu (ba’da shalat shubuh) kajian kitab at-Tibyan karya Syeikh Muhammad Ali as-Shabuni diisi oleh Ustads Ahmadi Utsmani MA. 
Shubuh itu, Ustads Ahmadi menyampaikan tentang urgensi mentadaburi al-Quran. Beliau menegaskan bahwa sesungguhnya al-Quran adalah sumber kehidupan (minhajul hayat). Tanpa al-Quran maka hidup ini tidak mempunyai makna. Tanpa al-Quran maka manusia hanya akan mengikuti hawa nafsunya layaknya hewan atau lebih rendah dari itu.
Ustadz Ahmadi menganjurkan agar al-Quran tidak hanya dibaca saja, namun harus direnungi ayat per ayat. “Kenapa masih banyak orang yang membaca bahkan menghafal al-Quran namun tidak memberi ketenangan dan petunjuk serta solusi dalam hidupnya? Karena mereka belum memahami betul ayat yang ia baca,” kata beliu.
Sebenarnya, ada banyak faktor yang membuat seseorang enggan untuk mentadaburi al-Quran. Namun, menurut Ustadz Ahmadi, secara garis besar ada empat faktor. Pertama, banyak dosa (katsaratul ma’ashi) sehingga menghalangi seseorang untuk merenungi ayat-ayat dalam al-Quran. Dosa ibarat titik hitam yang menempel pada kertas putih. Semakin banyak titik yang melekat, maka semakin tertutupi pula kertas putih itu. Demikian pula dengan dosa, semakin banyak dosa seseorang maka semakin tertutupi pula hatinya untuk merenungi ayat al-Quran.
Kedua, menggeloranya syahwat (katsaratu as-syahawat) sehingga membuat seseorang sibuk dengan syahwatnya. Syahwat merupakan hal yang fitrah bagi seseorang, namun tatkala berlebihan dan tidak dibarengi dengan tuntunan syariat maka akan berubah menjadi malapetaka dalam diri orang tersebut.  
Ketiga, banyak bermain (katsaratul la’ib) sehingga seseorang hanya menghabiskan waktunya untuk bermain. Inilah yang banyak menimpa remaja saat ini. Bermacam bentuk game dari A sampai Z, dari game biasa sampai yang berbau kekerasan dan porno semua ada. Sehingga menjadilah semboyan “Tiada hari tanpa main game.”  Sebenarnya hal itu boleh-boleh saja, namun ketika dilakukan dengan cara berlebihan maka hukumnya berubah menjadi makruh atau bisa berubah menjadi haram.
Adapun faktor keempat adalah cinta dunia (hubbu ad-dunya), sehingga yang ada di benak seseorang hanyalah harta dan berbagai macam godaan dunia.  Inilah keempat faktor menurut Ustadz Ahmadi yang membuat seseorang enggan untuk mentadaburi al-Quran.  (M. Akbar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar